Minggu, 22 Juni 2014

Pesan Angin

cerita kita masih tetap berlanjut walau tak ada lagi kabar burung
sms tak laku lagi, tak sampai menembus hatimu
senyumanmu begitu mahal dan langka
aku tak tau kapan hari akan bergerak mundur
air yang menetes jatuh ke tanah kembali berembun
mengalir dari kaki hingga masuk ke matamu lagi


mungkin sudah itu pula garis yang harus kita jalani
waktu dan jarak berjalan di arah yang berbeda
hinga kita sampai di atas jembatan rambut sehelai

jika sang waktu memaksa kita untuk bertemu di ujung perhentian
aku ingin diingat sebagai cahayamu, namun
jika hatimu masih terbelut salju
ingatlah aku  sebagai gelapmu
itu sudah cukup...

Rabu, 11 Juni 2014

Anugrah Cinta (1)



#1
Sekarang bertemu pulalah kesulitan dan gelombang yang lain,
karena sudah demikian mestinya hidup itu,
habis kesulitan yang satu akan menimpa pula kesulitan yang lain
Kita hanya beristirahat buat sementara, guna mengumpulkan kekuatan untuk menempuh perjuangan yang baru dan mengatasinya
Sebab itulah maka tak usah kita menangis diwaktu mendaki,
Sebab dibau puncak perhentian pendakian itu telah menunggu daerah yang menurun.
Hanya satu yang akan kita jaga disana yaitu kuatkan kaki supaya jangan tergelincir
Dan tak usah kita tertawa diwaktu menurun
Karena kelak kita akan menempuh pendakian pula
Yang biasanya lebih tinggi dan menggoyahkan lutut
Dan barulah kelak diakhir sekali, akan berhenti pendakian dan penuruan itu,
Disuatu sawang luas terbentang bernama Maut
Disana akan bertemu alam datar
Tak berpendakian, tak berpenurunan pula.

#2
Majulah ke muka, tempuhlah baharullah yang luas itu
Beranikan hati menghadapi gelombang yang bergulung-gulung
Karena dengan bermain ombak
Dan membiasakan menempuh gelora itulah
Makanya penyakit mabuk akan hilang
Pada tiap-tiap bertemu dengan kesusahan
Dan suatu halangan didalam bahtera rumah tangga, itu adalah ujian
Bila sampai kesebaliknya tertegak pulalah sebuah tiang yang teguh dan sendi yang kuat untuk membina ramah kecintaan itu.

#3
Mari kita hidup berdua’
tumpahkan kepercayaanmu padaku
kepercayaan yang tiada berkulit dan berisi
kepercayaan yang tulus
sebagaimana kepercayaanku kepadamu
aku adalah hak milikmu.
#BuyaHamka (merantau ke deli)